Subscribe:

Rabu, 18 April 2012

Transport Punya Kalab Jalan Raya Baru (antar waktu)

Bulan Maret 2012 ini terjadi "mutasi" di lingkungan Transport Research Group Jurusan Sipil Untan, yaitu terpilihnya Kepala Laboratorium Jalan Raya yang baru sebagai Kalab PAW (pergantian antar waktu). 

Pemilihan ini berkenaan dipilihnya Ibu Ir. Siti Mayuni, MT yang merupakan Kalab Jalan Raya sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil. Untuk mengisi "kursi" yang ditinggalkan maka dipilihlah Ibu Eti Sulandari, ST, MT.


Ibu Eti Sulandari, ST, MT merupakan figur yang tepat untuk meng-komandan-i laboratorium ini, karena beliau dari sejak S1 sudah akrab dengan material jalan raya yang selanjutnya diperdalam saat beliau melanjutkan pendidikan S2 di ITB. 

Banyak penelitian beliau yang terkait dengan konstruksi perkerasan jalan raya dan bandar udara terutama perkerasan lentur. Selain itu juga, beliau telah mengikuti banyak pelatihan perkerasan jalan di dalam dan luar negeri. Dengan pengalaman dan ilmu yang dimiliki diharapkan mampu menggerakan dinamika penelitian di Transport Research Group Teknik Sipil Untan khususnya untuk kajian Jalan Raya lebih bersemangat melanjutkan keberhasilan periode sebelumnya.

Sangat diharapkan dengan waktu yang ada, Laboratorium Jalan Raya kedepannya akan semakin maju dan mampu memberikan konstribusi bagi penelitian - penelitian yang berkualitas di sektor jalan raya khususnya dan transportasi pada umumnya.

Baik Bu, Selamat Bertugas !!
Salam Hangat dari TRANSPORTERS !!

»»  READMORE...

Sabtu, 14 April 2012

Intelligent Transport System


Intelligent Transport System dalam bahasa Indonesia berarti sistem transportasi cerdas. Sistem ini mempunyai tujuan dasar untuk membuat sistem transportasi yang mempunyai kecerdasan, sehingga dapat membantu pemakai transportasi dan pengguna transportasi untuk:
1. Mendapatkan informasi.
2. Mempermudah transaksi.
3. Meningkatkan kapasitas prasarana dan sarana transportasi.
4. Mengurangi kemacetan atau antrian.
5. Meningkatkan keamanan dan kenyamanan.
6. Mengurangi polusi lingkungan.
7. Mengefisiensikan pengelolaan transportasi.

Intelligent Transport System atau biasa disingkat ITS pada prinsipnya adalah penerapan teknologi maju di bidang elektronika, komputer dan telekomunikasi untuk membuat prasarana dan sarana transportasi lebih informatif, lancar, aman dan nyaman sekaligus ramah lingkungan.

Penerapan ITS telah dilakukan dinegara-negara maju seperti : Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Korea Selatan dan sebagainya. Negara berkembang juga sudah mulai menerapkan ITS dalam skala terbatas, misalanya sistem pengempulan tol secara elektronis dan sistem informasi lalu lintas. Contoh beberapa negara tetangga yang telah menggunakan sistem pengumpulan tol adalah Malaysia dan Philipina.

Pengorganisasian ITS di negara-negara maju dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah, kepolisian, operator transportasi dan kalangan industri. Selain masalah kebijakan, industri-industri terkait mendukung dari segi riset dan pengembangan teknologi. Kalangan indurstri yang terkait umumnya dari industri automotive, elektronika, komputer, telekomunikasi, penerbangan, perhubungan dan jalan tol. Karena itu ITS menjadi primadona dan dianggap sebagai masa depan transportasi.

Lingkup ITS dapat berbeda pada masing-masing negara tergantung kepada kebijakan yang dibuat. Secara umum ITS mempunyai lingkup-lingkup sebagai berikut:

Advanced Traveller Information System
Sistem ini secara prinsip adalah sistem informasi yang menjadi panduan kendaraan untuk mendapatkan route jalan yang optimal. Pada pengembangan selanjutnya sistem ini bahkan diharapkan mampu untuk membantu pengemudi mengontrol kendaraan agar sampai ditujuan dengan aman, nyaman dan lancar.

Advanced Traveller Information System merupakan terminologi dari ITS America, sedangkan pada ITS Japan mengembangkan jenis Advances Navigation System. Teknologi yang digunakan adalah peta digital berbasis Geographic Information System (GIS), yang dipasang pada on board unit di kendaraan yang mirip dengan PDA (Personal Digital Assistant).

Advanced Traffic Management System
Advanced Traffic Managent System digunakan oleh pengelola jalan untuk memantau lalu lintas dan memberikan informasi real time kepada pengguna jalan. Tujuan sistem ini agar lalu lintas dapat dioptimalkan pada seluruh route alternatif yang ada, sehingga kemacetan dapat dihindari atau dikurangi dengan memberikan saran kepada pemakai jalan. Sistem ini juga memberikan informasi adanya hambatan atau kecelakaan pada route yang akan ditempuh, sehingga pengemudi dapat memakai alternatif route lain.

Input informasi di dapat dari sensor-sensor yang terpasang di ruas jalan, misalkan: digital camera video atau cctv, traffic analyzer, traffic counter dan sebagainya. Sedangkan untuk menyampaikan informasi kepada pemakai jalan, dapat digunakan berbagai alternatif media, misalkan: variable message sign atau electronic sign board, radio siaran khusus pemakai jalan dan sebagainya.

Incident Management System.
Incident Management System adalah sistem informasi yang digunakan untuk berbagai kejadian darurat, misalkan kecelakaan, longsor atau bencana lainnya. Berdasarkan hasil pemantauan sensor-sensor pada Traffic Management System, pengelola jalan atau pihak yang berwenang dapat memperoleh informasi lebih awal. Informasi dapat berupa besarnya kecelakaan, fatalitas kecelakaan, jumlah ambulans yang diperlukan, tenaga medis yang harus dikirim, alat penolong yang harus didatangkan dan sebagainya.

Informasi ini juga dapat diteruskan ke pihak-pihak lain yang terkait, misalkan rumah sakit, pemadam kebakaran dan lainnya. Sistem ini juga dapat memberikan informasi ke rumah sakit mana yang harus dituju agar korban kecelakaan segra sampai dengan cepat. Selian itu kondisi korban dapat terlebih dahulu disampaikan ke rumah sakit tersebut sebelum korban sampai di tempat.


Electronic Toll Collection System
Persoalan klasik pada jalan tol adalah lama waktu yang diperlukan untuk transaksi pelanggan di gerbang tol. Electronic Toll Collection diterapkan untuk mempersingkat waktu transaksi di gerbang tol dengan prinsip :
E-Payment atau Cashless Payment, yaitu pembayaran secara elektronis, tanpa menggunakan uang tunai.
Pemrosesan transaksi secara eletronis menggunakan jalur telekomunikasi antar gerbang tol.

Pada beberapa negara seperti Jepang, Australia dan Amerika Serikat, proses transaksi di gerbang tol dapat dilakukan tanpa kendaraan harus berhenti. Proses transaksi dilakukan secara wireless antara unit elektronis yang ada di kendaraan (on board unit) dengan computer network di jalan tol. Sedangkan sebagian negara seperti malaysia, menggunakan metoda yang masih memerlukan kendaraan untuk berhenti sebentar, karena pemakai jalan masih harus melakukan scanning kartu pembayaran pada reader yang tersedia di gardu tol.

Assistance For Safe Driving
Assistance for Safe Driving adalah bentuk dari ITS yang sangat maju. Kendaraan dilengkapi dengan sejumlah sensor yang dapat mengarahkan pengemudi unuk berkendara dengan aman. Sensor tersebut dihubungkan dengan sebuah komputer yang terpasang pada kendaraan.

Manfaat dari sensor dan komputer pada kendaraaan adalah memberitahukan kepada pengemudi jika tanpa sengaja sang pengemudi melakukan hal-hal:
1. Jarak dengan kendaraan lain terlalu dekat.
2. Berada di lajur jalan yang salah.
3. Kecepatan terlalu tinggi.
4. Terlalu dekat dengan tepi jalan, dsb.

Support for Public Transportation
ITS jenis ini diterapkan pada moda transpotasi umum, misalnya: pesawat terbang, bus, kapal laut, ferri, monorail dan kereta api. Selain diterapkan pada wahana transportasi publik, sistem ini juga diterapkan pada pada prasarana transportasi publik seperti: stasiun kereta api, terminal bus, shelter bus, pelabuhan dan bandara.

Tujuan penerapan ini agar pemakai transportasi umum mendapatkan informasi dan proses transaksi yang nyaman dan cepat.


»»  READMORE...

Selasa, 03 April 2012

Macet, 7,6 Miliar Liter BBM Menguap Percuma

Macet, selain membuang waktu dan memperparah polusi, sudah pasti adalah pemborosan. Contohnya, kemacetan di Jakarta menyebabkan pemborosan BBM yang diperkirakan setahunnya bernilai Rp 10 triliun.

Akibatnya, muncul kebijakan baru di beberapa kota atau negara di dunia. Di India, pemerintah membuat kebijakan khusus, yaitu "pajak kemacetan". Tujuannya untuk mengurangi kerugian akibat macet. Kebijakan serupa juga dibuat di Inggris dan diterapkan untuk kota London.

Negara adidaya Amerika ternyata juga berjuang keras untuk mengatasi masalah kemacetan di jalan raya. Saat ini, pemerintahan Obama sibuk mendorong investasi membuat pembangunan jalan dan infrastruktur. Menurut data Departemen Keuangan AS—dilansir Autoguide, Selasa (27/3/2012)—pengendara Amerika membuang 7,6 miliar liter bahan bakar minyak setiap tahun secara sia-sia atau merupakan pemborosan.
Dijelaskan, kemacetan lalu lintas makin parah karena infrastruktur yang sudah ada tidak terpelihara dengan baik. Sementara pertumbuhan infrastruktur baru juga kurang. Sebaliknya, pertumbuhan jumlah kendaraan melaju makin kencang!  

Departemen Keuangan AS memperkirakan, untuk memecahkan masalah kemacetan itu, dibutuhkan biaya 85 miliar dollar AS atau sekitar Rp 781,4 triliun tiap tahun selama 20 tahun berturut-turut. Anggaran tersebut hanya untuk pemeliharaan jalan dan jembatan. Dalam studi ini juga ditemukan bahwa 90 persen pengemudi di Amerika telah menghabiskan 14 persen penghasilannya untuk membiayai transportasi mereka.

Jalan rusak juga turut memperparah kemacetan dan menyebabkan biaya perawatan kendaraan bertambah. Karena itu, berdasarkan dari hasil studi disimpulkan, pemilik mobil di Los Angeles, dalam setahun mereka harus mengeluarkan biaya ekstra 746 dollar AS (Rp 6,8 juta).  
Jadi, untuk mencegah kemacetan bukan hanya dengan membangun infrastruktur baru, melainkan fasilitas lama juga harus dipelihara. Bahkan kalau perlu ada kebijakan, misalnya, pajak!
»»  READMORE...